Sebelum membahas lebih jauh tentang media pembelajaran, perlu mengenal lebih dulu apa yang dimaksud dengan media secara umum. Kata Media (bentuk tunggalnya medium) berasal dari bahasa latin yang berarti antara atau perantara, yang merujuk pada sesuatu yang dapat menghubungkan informasi antara sumber dan penerima informasi. Heinin, Molenda, Russell, dan Smaldino (2008: 6) mendefinisikan media sebagai alat atau saluran komunikasi (means of communication). Misalnya, media cetak, audio, visual, video, objek, dan orang. Media ini akan dibahas lebih jauh pada modul II bagian klasifikasi media.
|
Gambaran Umum Media |
Sedangkan, saluran komunikasi adalah alat yang membawa pesan dari seorang individu ke individu lainnya (Rogers: 2003). Selanjutnya, media juga dipandang sebagai bentuk-bentuk komunikasi massa yang melibatkan sistem simbol dan peralatan produksi dan distribusi (Palazon, 2000). Jadi, media adalah alat komunikasi yang dapat digunakan untuk membawa pesan dari pemberi kepada penerima pesan.
Dalam bidang komunikasi, istilah media sering dilekatkan bersama dengan kata massa, seperti kata media massa, mass media, yang perwujudannnya dapat dilihat dalam bentuk surat kabar, majalah, radio, video, televisi, komputer, Internet. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, media menjadi suatu kajian menarik dan banyak diminati pada hampir seluruh disiplin ilmu walaupun dengan penamaan yang sedikit berbeda. Misalnya, media telekomunikasi, media dakwah, pembelajaran bahasa mediasi komputer, media pembelajaran dan sebagainya. Khusus mengenai media pembelajaran sebagai fokus kajian dalam modul ini, perlu kita renungkan bersama pertanyaan sebagai berikut:
Apakah Media Mempengaruhi Hasil Belajar?
Dalam pandangan sederhana, banyak orang yang berpendapat bahwa sekalipun berbagai media canggih telah dirancang dengan segala karakteristiknya untuk kebutuhan pembelajaran, tetapi selama instruktur, guru, tutor, atau pengajar tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya tidak akan memberikan dampak yang berarti pada prestasi peserta didik. Sebaliknya, walaupun hanya menggunakan media sederhana seperti buku teks, kapur tulis, dan instruktur itu sendiri sebagai media, prestasi peserta didik tetap dapat ditingkatkan. Hampir sama dengan pandangan tradisional tersebut, Clark dalam Hastings dan Tracey (2005) berpendapat bahwa media hanyalah kendaraan yang menyampaikan pembelajaran tetapi tidak mempengaruhi prestasi siswa, media tidak lebih dari mobil truk yang mengangkut bahan makanan, tetapi tidak membawa perubahan dalam nutrisi kita.
Pernyataan Clark tersebut, kemudian mendapat bantahan dari Kozma (1991) yang berpandangan bahwa media bukan hanya berkontribusi besar pada proses dan hasil pembelajaran, melainkan dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar. Oleh karena itu, media dan belajar memiliki hubungan yang sangat signifikan dalam menciptakan kondisi belajar secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin bagus media itu dirancang untuk kebutuhan pembelajaran, maka semakin efektif dan efisienlah proses pembelajaran dan semakin baik prestasi peserta didik yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah perhatian untuk merancang media berdasarkan tujuan,materi, dan metode pembelajaran, maka semakin tidak efektif dan efisien pembelajaran yang dilakukan dan akhirnya menyebabkan hasil belajar peserta didik menurun.
Lebih spesifik lagi, Scanlan (2012) menemukan bahwa media dapat menfasilitasi belajar dan dapat meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. Hal ini dapat diamati bahwa media dapat:
- Menarik perhatian
- Meningkatkan minat belajar
- Membangkan iklim belajar, dan
- Menciptakaan keberterimaan ide-ide dan pandangan
Untuk melihat referensinya silahkan klik link di bawah ini :
Referensi Plus
Diposkan oleh
Unknown